Senin, 12 Januari 2009
di
02.52
|
0
komentar
“ Jatuh cinta, berjuta rasanya... Dibelai – dibelai amboy rasanya… Jatuh cinta, berjuta nikmatnya.. menangis, tertawa karena jatuh cinta.. Oh, asyiknya..”
Kita pasti sering mendengar lirik lagu diatas. Itu hanya satu dari berjuta lagu yang mengatas-namakan cinta. Tapi, bener gak sich, kalo cinta itu nikmat, asyik, dan berjuta rasanya? Kalo iya, emangnya cinta itu apa sich, sampe bisa banyak rasa gitu? Apa sich pacaran itu? Terus, ada gak sich pacaran yang islami?
Yuk kita sama – sama membahas tentang gejala – gejala cinta dalam diri kita! Supaya kita nggak terjebak di dalamnya..
Jatuh Cinta…
Hmm..perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak dan hasrat. Semua saran dan nasihat ditolak, bahkan logika pun bisa menghilang akibat dari perasaan mabuk kepayang yang nge-bikin rasa melayang-layang ini. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini.
Wah, bahaya dong. Apakah islam melarang perasaan yang katanya bahaya ini? Uups…tentu saja nggak, karena cinta adalah pemberian Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup kita. Tak pernah merasakan jatuh cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta. Bahkan, cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk kelestarian umat manusia.
Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta kok, bahkan Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah lho. Artinya, tingkatan mencintai sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada perbuatan yang melanggar syariat, na’udzubillahi min dzalik dah..
Hmm…cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, wuis…puitis banget! Nah, dalam Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:
Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya
Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya
Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.
So, buat kamu – kamu yang menganggap kalo Islam itu anti cinta, kamu salah besar..! islam sangat penuh dengan cinta dan kasih sayang. Tapi, cinta dalam islam tuh lebih terjaga. Nggak berdasarkan hawa nafsu belaka. Ngerti kan guyz..?
Perasaan ke lawan jenis…
Temen – temen, sekarang kita-kan udah remaja, pasti pernah dong, ngerasain yang namanya perasaan suka ke lawan jenis..? Perasaan yang terus ngebuat kita gelisah, resah, seneng, dll. Wah, repot dong… Eits, tenang.. Perasaan tersebut memang sudah semestinya, dan kita gak usah khawatir dengan perasaan tersebut. Biasanya, untuk menyalurkan perasaan tersebut, remaja ABG kayak kita melakukan kegiatan antar antara kita en lawan jenis yang biasanya disebut pacaran.
Ups.. Pacaran..? Apa itu pacaran? Emangnya pacaran itu negative..? apa sih keuntungan en kerugian dari pacaran..? Nah, sekarang kita akan ngebahas tentang apa itu pacaran, apa efek positif en negative pacaran, dan pacaran dari sudut pandang agama.
Efek pacaran itu apa aja sih..?
Ada beberapa penulis yang menyebutkan behwa pacaran adalah rasa cinta yang tidak terjaga. Tapi ada juga yang bilang bahwa pacaran dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi sang remaja. Waduh, yang bener yang mana nih..? Coba simak contoh kasus satu ini.
Anto, udah lama suka sama Anti. Setiap hari, kerjaannya CaPer ke Anti. Dan mereka udah deket satu sama lainnya. Akhirnya, Anto memutuskan untuk ‘nembak’ Anti. Hasilnya? Anto diterima oleh Anti. Mereka-pun pacaran. Pada masa awal – awal pacaran, mereka adem ayem. Mereka terlihat sangat kompak. Dimana ada Anto, disitu ada Anti. Dari segi akademis, mereka lebih terpacu untuk memiliki nilai yang bagus. Namun, hingga pada suatu hari mereka terlibat percekcokan yang membuat mereka saling diam dan tidak bertegur sapa. Puncaknya, pada suatu hari, nilai raport mereka berdua hancur. Ini disebabkan mereka lebih berkonsentrasi untuk pacaran daripada belajar. Mereka akhirnya memutuskan untuk putus. Hasilnya, hubungan mereka tambah buruk jika dibandingkan dengan saat mereka masih berteman.
Teman – teman, contoh di atas merupakan gambaran efek positif dan negative dari yang namanya pacaran. Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu efek positif dari pacaran adalah naiknya motivasi diri untuk lebih berprestasi. Anto, ingin memiliki nilai yang baik, karena dia termotivasi oleh Anti.
Namun, di samping efek positifnya, pacaran juga mempunyai efek negative. Contohnya, hubungan kita dengan si ‘Dia’ menjadi lebih buruk saat kita putus dengan si ‘dia’. Ada juga efek negative lain seperti nilai akademik kita turun, karena kita lebih berkonsentrasi untuk pacaran daripada belajar.
Sebenarnya, pacaran itu nggak salah. Tapi, kebanyakan gaya berpacaran remaja muslim saat ini yang salah. Banyak remaja muslim sekarang memiliki gaya berpacaran yang bebas, dan tidak memiliki batas-batas yang harusnya dimiliki.
Cinta menurut Islam, dan Pacaran yang Islami…
Cinta adalah sebuah perasaan suci yang diberikan Allah Swt kepada kita, umat manusia. Namun, cinta para remaja adalah cinta yang cenderung melalaikan. Cinta yang buta, sehingga tidak jarang remaja yang tanpa sadar terjerat kepada lubang kenistaan akibat cinta yang buta itu. Padahal, cinta sesungguhnya adalah suci, karena datang dari yang Maha Suci. Kita tidak layak menjaga perasaan cinta yang menyesatkan seperti cinta yang datang dari syetan durjana.
Cinta itu harusnya Suci, karena datang dari Sang Qudduus. Cinta itu harusnya Lembut, karena datang dari Sang Lathiif. Cinta itu harusnya Mulia, karena datang dari Sang Kariim. Cinta itu harusnya menyejukkan, karena datang dari Sang Waduud. Cinta itu harusnya bermanfaat, karena datang dari Sang Naafi’. Coba kita pikirkan, apakah cinta kita seperti itu? Kalau tidak, berarti cinta kita itu hanyalah cinta semu yang terbatas oleh waktu.
Islam sangat melarang hal – hal yang menjurus kepadaa zina. Pada umumnya, seorang yang pacaran melakukan hal – hal yang menjurus kepada kemaksiatan. Zaman sekarang, remaja dan pacarnya sudah berani berpegangan tangan di depan umum. Gaya berpacaran yang seperti itulah yang harus dihindarkan. Bukankah hal tersebut dilarang oleh agama kita, Islam?
Lantas, apakah dengan demikian pacaran disebut sesuatu yang haram…??? Menurut guru saya tercinta, nggak baik tuh, memutuskan sendiri sesuatu yang nggak ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah apakah itu haram atau halal. Coz, itu bukan hak kita lagi. Memutuskan sesuatu itu halal atau haram selain dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, harus dari Ijtihad, yaitu Mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mendapatkan hukum agama yang tidak terdapat dalam qur’an dan hadits, dengan tetap berpedoman kepada qur’an dan hadits. Biasanya itu haknya para ulama dan ahli untuk memutuskan apakah sesuatu itu halal atau haram. Jadi, nggak adil deh kalau sekarang Ane nyebutin pacaran itu halal atau haram.
Tapi, menurut buku yang gue baca nih, emang sih kebanyakan gaya berpacaran remaja muslim kayak kita itu banyak yang salah, sehingga bisa menyebabkan pacaran itu disebut haram. Ich wauw..! Koq bisa..?? Ya, soalnya gaya berpacaran yang bebas itu bisa juga dibilang mendekati zinah. Kalo yang udah mendekati zina kayak gitu udah diatur dalam Al-Qur’an.
Allah SWT bersabda :
“Dan janganlah kamu mendekati zina ; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (Q:S Al-Isra ; 32).
Teman –teman, dari ayat di atas, kita dapat sekilas menyimpulkan bahwa kita semua harus menghindari segala hal yang mendekati kepada perbuatan zina. Sekarang, apakah pacaran itu mendekati kepada perbuatan zina?
Selain itu, coba simak penuturan Imam Ibnu al-Jauzi, “Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.” Waduh, jangan sampe dech, kita – kita digolongkan sebagai orang yang tercela.
Simak juga kata – kata mutiara, “Bila kau ingin merasakan jatuh cinta maka bersiap - siaplah untuk merasakan kebahagiaan dan penderitaan. Begitu pula bila kamu memutuskan berpacaran maka bersiaplah untuk kehilangan, tapi itulah resiko yang harus dihadapi oleh orang yang berpacaran, maka dia harus siap kehilangan semua pengorbanaan yang telah dipersembahkan atas nama CINTA sesaat.”
Nah lo.. Tapi, masih menurut buku yang Gue baca, ada gaya berpacaran yang seharusnya dilakukan remaja muslim, apabila mereka sudah terlanjur berpacaran. Ich wauw..!! Kirain pacaran itu haram. Ternyata ada juga toh yang bisa dilakukan remaja muslim kayak kita. Yang seperti apa yah..? Nah, gaya berpacaran yang bisa dilakukan kita itu memilii beberapa persyaratan. Pertama, ada hadist yang berkata bahwa “sebagian dari akhlak Nabi adalah mencintai kaum wanita..”. Apa yang bisa kita ambil dari hadist tersebut? Menurut buku itu, ada beberapa makna yang bisa kita ambil dari hadist tersebut. Yaitu bahwa perempuan dijadikan objek di dalam hadist tersebut, sehingga alangkah pantasnya jika Laki-laki mencintai perempuan, dan perempuan menerima cinta laki-laki. Dari penalaran si Penulis, Ane Cuma bisa menyimpulkan nih, kalo pacaran muslim itu harusnya sang Pejantan yang ‘nembak’ sang Betina. Bukan sebaliknya. Setuju nggak..? Kalo nggak, kasih saran ya.
Kedua, masih menurut buku yang gue baca, pacaran yang bisa dilakukan remaja muslim kayak kita itu pacaran yang dapat merubah sang remaja untuk belajar dan beribadah lebih baik lagi. Pacaran yang memotivasi kepada kebaikan. Dan ketiga, yang terpenting pacaran itu berporos kepada Allah SWT sehingga memiliki batas-batas yang jelas dan sahih. Nah, kalau udah berporos kepada sang Maha Mencintai, Insya Allah gaya pacaran kita itu sehat, dan tidak membuat kita terjebak dalam hubungan atas dasar keinginan nafsu belaka.
So, kita bisa menyibukkan diri kita sendiri dengan hal yang lebih berguna daripada mengikuti nafsu syetan. Ane nggak bilang kalo pacaran itu nafsu syetan, toh ada juga pacaran yang sehat. Lebih baik kita meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah SWT. Coz, dengan mencintai Allah, kita nggak akan pernah rugi. Selain itu, jika kita sudah benar – benar mencintai Allah, maka Allah pun akan mencintai kita. Jika kita sudah dicintai Allah, Subhanallah, nggak ada ruginya deh! Simak deh, hadist Nabi berikut : “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. bersabda: Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Allah memanggil Jibril dan berkata; sesungguhnya Allah mencintai seseorang maka cintailah dia. Maka Jibril ikut mencintainya. Kemudian Jibril memanggil seluruh penghuni langit, dan berkata ; Sesungguhnya Allah mencintai seseorang maka cintailah dia, maka seluruh penghuni langit mencintainya. Kemudian orang tersebut diterima di bumi.”
Wuiih, hebat khan bisa dicintai oleh semua penghuni langit! Percaya deh, itu semua akan bermanfaat bagi kita. Nah, dari artikel ini, kita tau kalo pacaran itu banyak yang sia-sia. Tapi, apakah pacaran itu semuanya sia-sia..? Ternyata nggak juga. Tapi, gaya berpacaran yang digunakan bukannya gaya pacaran yang bebas dan tidak memiliki batas. Kalau kita memakai gaya pacaran yang sehat dan tetap berbatas kepada norma agama, pacaran bisa jadi bermanfaat. Karena, dengan berpacaran, kita dapat termotivasi untuk berbuat sesuatu dengan lebih baik lagi. So, Pacaran bebas? No Way!
Diposting oleh
fathan